
Kutai Barat (Humas)– Menyikapi telah di perlakukannya kurikulum merdeka mulai tahun ajaran 2022/2023, Kelompok kerja Madrasah Tsanawiyah (KKMTs) Kabupaten Kutai Barat menggelar bimbingan teknis implementasi kurikulum baru ini yang dilaksanakan di aula MTsN Kubar, (9/8).
Pertemuan menghadirkan seluruh kepala madrasah Tsanawiyah dan guru di buka kegiatannya oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kutai Barat Drs. H. Muhammad Syahrir, MH. Beliau apresiasi terselenggaranya kegiatan ini, hal ini sebagai wujud sikap tanggap yang harus dilakukan madrasah guna menyongsong di berlakukannya kurikulum ini.
Bimtek melibatkan mitra madrasah PT. Penerbitan Airlangga, serta menghadirkan Narasumber Dr. Hendro Kuncoro dari Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur. Keduanya akan memberikan teknis pengajaran yang benar berdasar Kurikulum ini sehingga para guru dapat menerapkannya di madrasah masing-masing secara bak dan benar.
Sofi Ismi rahmawati, S.Ag selaku ketua KKMTs kabupaten Kutai Barat akan selalu mengajak anggotanya untuk berupaya memajukan Pendidikan madrasah. Seperti yang dilakukan sekarang, ini bagian dari kemauan kita untuk setara dengan lembaga pendidiakn lain di seluruh Indonesia.
Seperti di ketahui, diantara keunggulan yang dimiliki Kurikulum Merdeka lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya.
Keunggulan kedua, kurikulum ini tidak ada program peminatan bagi siswa. Artinya, tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka. Peserta didik diberi kebebasan untuk memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
Sedangkan bagi guru, mereka akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Lalu, sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
Keunggulan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan proyek di mana hal ini akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk aktif mengeksplorasi isu-isu aktual.
Jumlah peserta mengikuti Bimbingan teknis Kurikulum merdeka ini sebanyak 60 peserta yang terdiri dari kepala madrasah serta guru se- Kubar. (ed)