
Kutai Barat (Humas)-Rapat koordinasi satuan kerja (Satker) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kutai Barat kembali di gelar. Bahasan utama mengajak seluruh Satker mencermati serapan anggaran memasuki triwulan empat semester dua.
Rapat di pimpin Kepala Kantor Kemenag Kubar Drs. H. Muhammad Syahrir, MH, selain evaluasi penyerapan anggran pada DIPA tahun 2022, agar Satker segera menyiapkan segala kebutuhan program yang dimiliki untuk anggaran 2023 mendatang.
Program yang belum bisa dilaksanakan tahun ini atau batal dan sebagianya dapat kita ulang di tahun berikutnya dengan kegiatan yang sama namun judul yang berbeda, sebut Kakankemenag.
Harapan Lain Kakankemenag agar para pegawainya berusaha untuk mendaftarkan kenaikan pangkatnya tentu didasarkan atas prestasi kinerja yang mereka miliki.
Kita saat ini telah memasuki triwulan akhir tahun 2022, segala sesuatu terkait ketersediakan anggaran bisa terjadi, bisa di kurangi ataupun di tambah secara tiba-tiba. Bila kita mendapatkan tambahan anggaran secara mendadak, kita harus menyiapkan program untuk segera melakukan merealisasikan, tambah Kakankemenag.
Perlu diketahui diantara Satker yang ada masih terdapat beberapa kegiatan yang belum dilaksanakan. Diantaranya kegiatan yang dimiliki Satker Bimas Islam yaitu kegiatan pertemuan dan pengarahan untuk para penghulu. Sementara untuk Satker yang lain seperti seksi Pendidikan Islam dan penyelenggara Kristen Sebagian dana yang belum terealisasi adalah tunjangan frofesi guru, dimana penyaluran didasarkan penjadwalan serta hasil laporan yang harus terlebih dahulu di serahkan.
Hal lainnya yang turut di bahas dalam pertemuan ini terkait perjanjian kerjasa antara Kemenag dengan Pemerintah Daerah melalui Badan Kepegawaian Daerah. Kerjasama tersebut terkait langkah mediasi dan pemberian rekomendasi bagi ASN yang berkehendak cerai. Setidaknya kemenag memberikan mediasi terlebih dahulu terhadap pasangan nikah sebelum keinginan mereka berada di sidang perceraian. Bagi seluruh Saker yang membidangi agar menyikapi hal ini bila sewaktu-waktu masalah yang di maksud benar-benar terjadi, pinta Kakankemenag. (ed)